Profil Desa Bejiarum

Ketahui informasi secara rinci Desa Bejiarum mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Bejiarum

Tentang Kami

Desa Bejiarum, Kertek, Wonosobo, yakni perpaduan harmonis antara alam dan budaya. Dengan luas 1,58 km² dan kepadatan 2.421 jiwa/km², desa ini unggul di sektor pertanian dan industri rumahan. Kekayaan budayanya, seperti Tari Topeng dan tradisi Merdi Dusu

  • Potensi Pertanian yang Kuat

    Sebagai desa agraris, Bejiarum memiliki lahan yang subur untuk budidaya sayur-mayur dan palawija, menjadi salah satu lumbung pangan di Kecamatan Kertek.

  • Kekayaan Budaya dan Kesenian

    Desa ini dikenal dengan kerukunan antar umat beragama dan tradisi luhur yang masih dijaga, seperti pertunjukan Tari Topeng dan Lengger, yang menawarkan daya tarik wisata budaya otentik.

  • Lanskap Alam yang Menawan

    Pemandangan hamparan sawah hijau dengan latar belakang Gunung Sindoro dan Sumbing menjadi daya tarik visual yang kuat, ideal untuk pengembangan wisata berbasis alam dan agrowisata.

XM Broker

Desa Bejiarum, yang secara administratif termasuk dalam Kecamatan Kertek, Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah, merupakan sebuah wilayah yang menawarkan harmoni antara keindahan alam, keragaman budaya dan potensi agraris. Berada di dataran tinggi dengan lanskap pegunungan yang menawan, desa ini menjadi potret kehidupan pedesaan yang kental akan tradisi dan keramahan. Artikel ini akan menyajikan profil Desa Bejiarum, mengupas tuntas potensi pertanian di Wonosobo, dan menyoroti kekayaan budaya yang berpotensi menjadi daya tarik wisata di Wonosobo.

Geografi dan Demografi

Secara geografis, Desa Bejiarum terletak di sebelah barat wilayah Kecamatan Kertek, dengan ketinggian yang memberikan suhu sejuk sepanjang tahun. Desa ini memiliki luas wilayah sekitar 158,44 hektar atau 1,58 km². Batas wilayahnya yakni sebagai berikut: di sebelah utara berbatasan dengan Desa Damarkasiyan dan Desa Banjar, di selatan dengan Desa Sudungdewo, di timur dengan Desa Ngadikusuman, dan di barat dengan Dusun Sariyoso. Lokasi ini menempatkan Desa Bejiarum di jalur yang menghubungkan berbagai desa lain di Kecamatan Kertek, menjadikannya simpul penting dalam jaringan sosial dan ekonomi lokal.Berdasarkan data terakhir, jumlah penduduk Desa Bejiarum tercatat sebanyak 3.826 jiwa, yang terdiri dari 1.863 laki-laki dan 1.963 perempuan. Dengan luas wilayah 1,58 km², kepadatan penduduknya mencapai sekitar 2.421 jiwa per kilometer persegi. Populasi ini terdistribusi di lima dusun utama, yaitu Dusun Bejijurang, Dusun Bejidukuh, Dusun Kalicecep, Dusun Penanggulan, dan Dusun Brengosan. Masing-masing dusun memiliki karakteristik uniknya, namun tetap terikat dalam satu kesatuan desa. Mayoritas penduduk di desa ini berprofesi sebagai petani, yang menggarap lahan sawah dan lahan kering.

Potensi Pertanian dan Ekonomi

Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian Desa Bejiarum. Kondisi tanah yang subur, berkat keberadaan di daerah pegunungan, sangat ideal untuk budidaya berbagai komoditas pertanian. Lahan persawahan di desa ini memiliki luas sekitar 80,83 hektar, sementara lahan kering seluas 90,66 hektar. Potensi pertanian yang menonjol di Desa Bejiarum mencakup tanaman sayur-mayur, palawija, dan berbagai jenis tanaman lainnya. Sebagian besar hasil panen dikonsumsi sendiri dan sisanya dijual ke pasar lokal serta didistribusikan ke luar daerah.Selain pertanian, masyarakat Desa Bejiarum juga menunjukkan aktivitas ekonomi lainnya, terutama di sektor industri rumahan. Beberapa warga melakukan produksi makanan olahan seperti cireng dan bolang-baling, yang memperkaya ragam produk lokal. Keberadaan sumber air yang melimpah juga dimanfaatkan oleh sebagian penduduk untuk budidaya ikan skala rumahan, menambah diversifikasi mata pencaharian. Semua aktivitas ini menunjukkan bahwa masyarakat memiliki daya juang dan kreativitas dalam mengoptimalkan sumber daya yang mereka miliki untuk meningkatkan kesejahteraan.

Kekayaan Budaya dan Kearifan Lokal

Desa Bejiarum dikenal sebagai wilayah yang menjunjung tinggi kerukunan antar umat beragama. Hal ini tercermin dari kehidupan sosial yang harmonis dan berbagai kegiatan budaya yang melibatkan partisipasi seluruh elemen masyarakat. Salah satu bentuk ekspresi budaya yang menonjol di desa ini yakni pertunjukan kesenian Tari Topeng dan Lengger. Kesenian ini tidak hanya berfungsi sebagai hiburan, tetapi juga sebagai media untuk melestarikan tradisi dan mempererat tali silaturahmi antarwarga.Selain itu, Desa Bejiarum juga aktif dalam kegiatan keagamaan dan tradisi lokal, seperti tradisi "Merdi Dusun" atau "Nyadran" yang diadakan di Dusun Kalicecep. Perhelatan ini biasanya diisi dengan berbagai acara, termasuk ziarah makam, kirab budaya, dan pertunjukan wayang kulit. Acara-acara ini menjadi magnet yang menarik warga dari berbagai dusun untuk berkumpul dan merayakan warisan leluhur mereka. Nilai-nilai sejarah dan budaya yang kental di desa ini menjadi aset berharga yang dapat digali lebih dalam untuk pengembangan potensi wisata budaya.

Infrastruktur dan Aksesibilitas

Akses menuju Desa Bejiarum sudah terbilang baik, meskipun jalan utama yang melintasinya cukup sempit, hanya cukup untuk dilintasi satu mobil dan satu motor secara bersamaan. Jalan ini merupakan jalur vital yang menghubungkan desa dengan pusat kecamatan dan berbagai destinasi di sekitarnya. Pemandangan di sepanjang jalan menuju desa sangat memanjakan mata, dengan hamparan sawah hijau yang membentang luas dan pemandangan Gunung Sindoro serta Gunung Sumbing yang terlihat jelas.Fasilitas publik di Desa Bejiarum juga terus berkembang, meskipun dalam skala yang terbatas. Di desa ini terdapat beberapa lembaga pendidikan, seperti SD Negeri 1 Bejiarum yang telah menerapkan konsep sekolah alam. Hal tersebut menunjukkan komitmen terhadap pendidikan yang inovatif dan berbasis lingkungan. Keberadaan fasilitas ini sangat penting untuk mendukung pertumbuhan sumber daya manusia dan mempersiapkan generasi muda menghadapi masa depan.

Potensi Pengembangan Wisata

Dengan kekayaan alam dan budaya yang dimilikinya, Desa Bejiarum memiliki potensi besar untuk dikembangkan menjadi desa wisata. Keindahan lanskap pertanian, dengan terasering sawah yang rapi, dapat menjadi daya tarik utama bagi wisatawan yang mencari ketenangan dan keasrian pedesaan. Di sisi lain, kekayaan budaya dan tradisi, seperti pertunjukan Tari Topeng dan Lengger, dapat dikemas sebagai paket wisata budaya yang edukatif dan menarik.Wisatawan dapat diajak untuk merasakan pengalaman tinggal di desa melalui konsep homestay, berinteraksi langsung dengan penduduk lokal, dan belajar tentang kehidupan sehari-hari mereka. Selain itu, potensi wisata petualangan seperti trekking di sekitar kebun dan sawah juga bisa digali. Kolaborasi dengan destinasi wisata terdekat, seperti Kebun Teh Bedakah, juga dapat menciptakan sinergi yang saling menguntungkan. Namun pengembangan ini harus dilakukan dengan memperhatikan aspek keberlanjutan dan tidak merusak lingkungan maupun kearifan lokal yang sudah ada.